usaha toto

    Release time:2024-10-08 03:46:53    source:3 prize toto   

usaha toto,hugosplay,usaha totoJakarta, CNN Indonesia--

Turkmenistan hingga kini masih sulit  menutup 'Gerbang Neraka', usai terbakar akibat kecelakaan galian industri 52 tahun silam.

'Gerbang Neraka' adalah lubang selebar 230 kaki dan sedalam 100 kaki di Gurun Karakum, utara-tengah Turkmenistan. Gerbang Neraka secara resmi dikenal dengan Kawah Darvaza.

Lihat Juga :
Negara-negara Arab Tolak Bentuk Pasukan Internasional untuk Gaza

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kami kehilangan sumber daya alam yang berharga di mana kami bisa mendapatkan keuntungan yang signifikan dan menggunakannya untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat kami," kata dia, seperti dikutip Gizmodo, 9 Januari 2022.

Pada Mei 2023, Amerika Serikat pun bernegosiasi dengan pemerintah Turkmenistan untuk membantu menutup lubang di Kawah Darvaza secara permanen.

Kendati demikian, memadamkan api di kawah ini bukanlah tugas yang mudah. Ilmuwan kebakaran dari Imperial College London, Guillermo Rein, memperingatkan risiko ledakan yang membayangi upaya tersebut.

Lihat Juga :
KILAS INTERNASIONALViral Dubes Israel Kesal soal Palestina Merdeka hingga RI Sindir AS

Asal-usul

Kawah Darvaza terletak di atas Cekungan Amu-Darya, sebuah formasi geologis yang mengandung minyak dan gas alam yang tak terduga.

Sebagian besar gas yang terkandung di kawasan itu ialah metana.

Banyak metana yang akhirnya lolos ke luar melalui kerak bumi. Jika terbakar, ia akan terbakar sampai bahan bakar, sumber panas, atau udara kaya oksigen hilang sepenuhnya.

Lihat Juga :
Sebar Foto Putri Xi Jinping di Medsos, Pria China Dipenjara

Mengutip National Geographic, metana di area ini biasanya dimanfaatkan oleh industri perminyakan.

Kawah Darvaza pun disebut-sebut terjadi akibat kecelakaan industri era Perang Dingin.

Tidak ada yang tahu cerita asli asal muasal Gerbang Neraka ini terjadi. Namun, banyak orang percaya bahwa kawah ini akibat pengeboran Soviet antara tahun 1960-1980-an.

Diduga, tanah di bawah rig pengeboran terbelah dan akan melepaskan pusaran metana.

Para insinyur pun disebut-sebut menyalakan gas metana, berharap gas itu akan cepat terbakar.

"Seseorang mungkin melemparkan sebatang rokok dan secara tidak sengaja menyalakan api. Hal itu bagaimanapun memicu tumpukan kayu memancarkan berbagai polutan berbahaya," tulisNational Geographic.

Bersambung ke halaman berikutnya...

Gerbang Neraka yang telah berkobar selama puluhan tahun ini pun tak ayal membuat sejumlah orang penasaran dan tertarik untuk mengunjunginya.

Kawasan yang luar biasa panas ini akhirnya berubah menjadi objek wisata nomor satu di Turkmenistan.

Menutup Gerbang Neraka

Menambal gerbang neraka sendiri membutuhkan dua hal, yakni memadamkan api dan menghentikan gas merembes keluar dari bumi.

Langkah pertama mungkin bisa dilakukan. Namun yang kedua, sulit untuk mencapainya.

Lihat Juga :
ANALISISBisakah PBB Kirim Pasukan Internasional ke Gaza Melalui Resolusi 377A?

Jika lubang kawah ditutup, metana hanya akan mencari rute lain untuk keluar dari permukaan. Ini cuma akan menambah sumber metana lain yang bocor di Turkmenistan.

Satu-satunya cara untuk menutup Gerbang Neraka yakni dengan menutup kebocoran pada sumber metananya.

"Saya tidak yakin ada yang punya ide bagus tentang bagaimana melakukan hal ini," kata National Geographic Explorer George Kourounis.

Salah satu upaya yang bisa dilakukan yaitu mengetahui apa yang ada di bawah Kawah Darvaza. Ini bisa dilakukan dengan memanggil para pakar industri perminyakan untuk menemukan celah bawah permukaan yang memancarkan gas.

Celah itu lalu dapat dicor melalui pipa bawah tanah.

Lihat Juga :
Houthi Dukung Palestina, Separatis Yaman Selatan Malah Mau Bela Israel

"Dengan teknologi minyak dan gas, adalah mungkin untuk menutup saluran jika mereka tahu apa itu," ucap Rein.

Namun Rein memperingatkan agar upaya itu dilakukan dengan ekstra hati-hati. Sebab percikan sedikit atau kecelakaan saat pengeboran bisa memicu ledakan mematikan.

Sementara itu, ahli geomekanik perminyakan di University of Adelaide, Mark Tingay, tidak yakin bahwa para insinyur bisa menutup retakan yang tak pernah padam itu.

Dia menilai tak ada cara untuk menelusuri dan menutup celah tersebut. Andai kata kebocoran industri bisa diperbaiki, namun kebocoran geologis jauh lebih berbahaya karena penuh ketidakpastian.