jawara 79

    Release time:2024-10-09 04:55:57    source:rtp duatoto   

jawara 79,pedang88,jawara 79

MADIUN, Jawa Pos Radar Madiun – Meski kurang puas dengan alokasi anggaran DBHCHT, petani tembakau di Kabupaten Madiun masih bisa bernafas lega.

Itu menyusul tingginya harga tembakau dua pekan belakangan ini. Untuk grade tinggi, harganya tembus hingga Rp 52 ribu per kilogram.

Kepala Dinas Pertanian dan Perikanan (Disperta) Kabupaten Madiun Sumanto menyebut jika melonjaknya harga tembakau disebabkan kebutuhan pasar yang tinggi.

Bisa jadi pasokan panen raya sekitar Agustus menipis.

Baca Juga: Dukung Pemberdayaan Wanita dan Keseimbangan Lingkungan, BRI Raih Penghargaan CSR untuk Negeri dalam Ajang Merdeka Award 2024

Sedangkan di sejumlah wilayah di Kabupaten Madiun justru baru mulai panen lantaran terlambat tanam.

‘’Apalagi kualitasnya sedang bagus karena dapat panas cukup,’’ imbuhnya.

Diakuinya, masa tanam tembakau di Kabupaten Madiun tidak berbarengan. Ada yang sejak awal langsung tanam dan ada yang memilih menunggu panen padi selesai.

Sumanto juga menyebut petani Kabupaten Madiun mengembangkan dua jenis tembakau.

Yakni kasturi dan rejep. Khusus jenis kasturi ditampung PT Sadana Arif Nusantara, Nganjuk. ‘’Kalau lainnya di pasar bebas,’’ tuturnya.

Baca Juga: Diterjang Angin Kencang, Joglo Warga Madiun Ambruk, BPBD Minta Warga Waspada

Terkait produksi tembakau tahun ini, diperkirakan besarannya melonjak dibandingkan 2023. Itu mengingat luasan lahan pertanian tembakau yang juga bertambah.

Selain Kecamatan Kare, Gemarang, Saradan, dan Pilangkenceng, belakangan komoditas tersebut dikembangkan di Dagangan dan Dolopo.

Dari luasan lahan 163,7 hektare tahun lalu produksi menyentuh 204,2 ton.