erek erek rokok

    Release time:2024-10-09 22:56:52    source:angka 84 dalam togel   

erek erek rokok,hasil pertandingan brazil,erek erek rokokJakarta, CNN Indonesia--

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprakirakan anomali iklim La Ninadengan intensitas lemah muncul di akhir Agustus dan berefek terutama pada wilayah timur Indonesia.

"Pak Deputi (Deputi Bidang Klimatologi BMKG Ardhasena Sopaheluwakan) ini sudah melaporkan akhir Agustus ini segera masuk La Nina di beberapa wilayah Indonesia yang akan terdampak," ungkap Kepala BMKG Dwikorita Karnawati ditemui di kantornya, Jakarta, Selasa (20/8).

La Nina merupakan fenomena iklim berupa anomali suhu permukaan laut (SST) yang berpusat di daerah tropis Samudera Pasifik di sebelah barat Ekuador dan Peru. Dia memicu curah hujan lebih tinggi dari biasanya di berbagai wilayah dunia.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dikategorikan El Nino jika wilayah Pasifik itu lebih panas dari normalnya (di atas 0,5 derajat Celsius), dan masuk La Nina jika suhunya di bawah -0,5 derajat. Masuk kondisi netral jika suhu ada di antara 0,5 sampai -0,5 derajat C. 

Dwikorita menyebut munculnya La Nina itu akan meningkatkan curah hujan di wilayah timur dan utara Indonesia.

"Sehingga nanti di akhir Agustus, awal September nanti ada bagian-bagian yang curah hujannya meningkat," ujar dia.

Lihat Juga :
Selamat Datang Agustus, La Nina dan Banjir Makin Mengancam

"La Nina lemah. Kemarin datanya maksimal [peningkatan curah hujan] sampai 10 persen di sebagian wilayah Indonesia terutama yang dekat timur-utara," sambung Dwikorita.

Meski begitu, ia, yang merupakan mantan Rektor Universitas Gadjah Mada (UGM) tersebut, mengungkap efek La Nina bisa mencapai sebagian Sumatra.

"Karena La Nina dipengaruhi oleh Samudra Pasifik di timur dan ini pengaruhnya lebih ke arah timur-utara, meskipun di Sumatra akan kena juga. Tapi, di Sumatra ada yang kering, ada yang hujannya meningkat," urainya.

Di tempat yang sama, Ardhasena menjelaskan efek La Nina tak begitu berdampak ke Indonesia barat lantaran wilayah ini lebih dipengaruhi oleh anomali iklim yang berpusat di Samudra Hindia, yakni Indian Ocean Dipole (IOD).

Lihat Juga :
Apa Itu IOD, Tandem El Nino yang Diprediksi Bikin RI Makin Kering?

"Karena Indonesia barat lebih dipengaruhi efek di Samudra Hindia," ucapnya, sambil menambahkan kondisi IOD saat ini yang masih netral.

Ia juga memastikan provinsi-provinsi yang saat ini rajin diguyur hujan, terutama di bagian timur dan utara Indonesia, bukan lantaran terdampak La Nina, tapi lebih karena faktor musim reguler.

"[La Nina] baru mau on set, La Nina-nya belum terjadi, lagi menjelang," ucap dia.

Menurut data lembaga atmosfer dan kelautan AS (NOAA) per 12 Agustus, Status Sistem Peringatan ENSO saat ini masih "La Nina Watch."

"Kondisi netral ENSO sedang terjadi," demikian dikutip dari 'ENSO: Recent Evolution, Current Status and Predictions'.

"ENSO-netral diperkirakan akan berlanjut selama beberapa bulan ke depan, dengan La Nina kemungkinan muncul selama September–November (peluang 66 persen) dan bertahan sepanjang musim dingin Belahan Bumi Utara 2024–25 (peluang 74 persen selama November-Januari)," kata NOAA.

Berikut angka suhu permukaan laut di beberapa lokasi pengukuran ENSO:

+ Nino 4: 0,4 derajat C
+ Nino 3.4: 0,0 derajat C
+ Nino 3: 0,0 derajat C
+ Nino 1+2: -0,2 derajat C

Soal prediksi NOAA tersebut, Ardhasena membenarkannya sambil mengungkap ada peluang besar. 

"Masih sekitar segitulah, tapi cukup signifikan," tandasnya.

[Gambas:Video CNN]

(tim/arh)