panen138 s

    Release time:2024-10-09 23:12:53    source:higgs domino offline   

panen138 s,lapak89 login,panen138 sJakarta, CNN Indonesia--

Sekelompok ahli secara tidak sengaja menemukan peristiwa tsunamiraksasa setinggi 200 meter yang terjadi di Greenland pada September 2023. Tsunami yang terjadi imbas longsoran es berukuran besar itu membuat Bumi bergetar selama 9 hari.

Dikutip dari Science.org, peneliti University College of London Stephen Hicks mengaku semula dirinya menduga alat mereka rusak saat mendapat sinyal getaran tersebut.

Alat itu menerima sinyal yang menyerupai sebuah dengungan monoton, bukan sinyal seperti gempa bumi yang bergemuruh atau nada-nada tinggi bak orkestra.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Temuan itu lalu ditanggapi oleh para ahli seismologi dengan melakukan pelacakan. Sinyal itu terlacak ke Greenland bagian timur, tetapi tidak menemukan lokasi yang spesifik.

Tim peneliti yang bergabung kemudian semakin banyak, termasuk dari Denmark. Mereka gabung setelah mengetahui tentang tsunami yang dipicu tanah longsor di bagian terpencil wilayah Dickson Fjord.

Penelitian ini melibatkan total 68 ilmuwan dari 15 negara, berlangsung hampir sepanjang tahun. Tim ilmuwan itu menyisir data seismik, satelit, dan data di lapangan.

Simulasi gelombang tsunami juga dilakukan untuk memecahkan teka-teki tersebut.. Hingga kemudian, mereka mendapatkan temuan baru dari fenomena tersebut.

Temuan itu berangkat dari mencairnya gletser di dasar gunung besar yang menjulang hampir 1.200 meter di atas Dickson Fjord selama bertahun-tahun.

Gunung itu menjadi semakin tidak stabil karena gletsernya terus menipis. Puncak fenomena itu terjadi pada 16 September 2023 ketika akhirnya gunung tersebut runtuh.

Keruntuhan itu mengirimkan banyak batu dan puing-puing ke dalam air yang setara dengan 10.000 kolam renang ukuran Olimpiade.

Lihat Juga :
Studi Ingatkan Bencana Besar di Samudra Atlantik 2030

Tsunami besar kemudian dihasilkan dari longsor tersebut, memicu gelombang yang terperangkap di fyord atau teluk ngarai. Teluk dari lengseran gletser itu berliku dan sempit, menyebabkan gelombang terus bergerak maju mundur setiap 90 detik selama sepekan lebih.

Fenomena itu disebut "seiche", gerakan berirama gelombang di ruang tertutup mirip seperti air yang terciprat ke depan dan ke belakang di bak mandi atau cangkir.

Seiche bukan hal yang asing bagi kalangan peneliti. Namun, mereka baru menemukan fenomena ini bisa bertahan sangat lama.

"Seandainya saya mengatakan setahun yang lalu bahwa seiche dapat bertahan selama sembilan hari, orang-orang akan menggelengkan kepala dan mengatakan bahwa itu tidak mungkin," kata Kristian Svennevig, salah satu penulis studi, dikutip dari CNN.

Svennevig mengibaratkan penemuan ini seperti menemukan warna baru pada pelangi secara tiba-tiba. Studi ini menyimpulkan seiche inilah yang menciptakan energi seismik di kerak Bumi.

Menurut Hicks, ini pertama kalinya para ilmuwan mengamati secara langsung dampak perubahan iklim "pada tanah di bawah kaki kita."

(frl/mik)