itemku chip murah

    Release time:2024-10-08 05:49:40    source:nomor beras togel   

itemku chip murah,shio 88 lucky prize,itemku chip murahAmbon, CNN Indonesia--

Masyarakat Pulau Buru, Maluku, menggelar demo di Gedung Balai Wilayah Sungai (BWS) Maluku pada Kamis (18/7). Unjuk rasa ini terkait proyek Bendungan Waeaposenilai Rp2,1 triliun jebol hingga menenggelamkan ratusan rumah penduduk.

Massa aksi yang tergabung dalam aliansi Lumbung Informasi Rakyat (LIRA) datang ke Kantor BWS diadang aparat kepolisian dari Polresta Ambon, Pulau-pulau Lease, maupun Polsek Baguala. Peserta aksi berusaha menerobos pintu gerbang yang sudah digembok petugas keamanan.

Lihat Juga :
Bendungan Waeapo Pulau Buru Maluku Jebol, Rumah Warga Tenggelam

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Petugas keamanan berdalih seluruh pimpinan mulai dari Kepala Balai Wilayah Sungai, Kepala Satuan Kerja (Kasatker) hingga PPK tidak berada di kantor.

Massa aksi akhirnya berorasi di luar pagar sambil diguyur hujan. Dari atas mobil komando, koordinator lapangan Salim Rumakefin mendesak agar kepala BWS Maluku, Kasatker, dan PPK segera dicopot.

Salim berujar proyek bendungan senilai Rp2,1 triliun itu digelontorkan melalui dua tahap oleh pemerintah pusat untuk mengairi 10 ribu hektare persawahan dan diklaim bisa menampung air maksimal 50 juta meter kubik. Namun yang terjadi malah sebaliknya. Bendungan membawa musibah.

Dia meminta Kejaksaan Tinggi Maluku, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) hingga Badan Pemeriksaan Keuangan (BPK) segera mengusut proyek Bendungan Waeapo karena diduga terjadi tindak pidana korupsi.

Lihat Juga :
Hujan Deras, 4 Titik Jalan di Atas Bendungan Waeapo Maluku Longsor

Saat ini, kata dia, warga yang mendiami dataran Waeapo masih trauma dan ketakutan usai Bendungan Waeapo jebol.

"Kepala Balai turun dan temui kami, kami berdiskusi di sini, ini masalah umat, umat di sana sengsara, mereka hidup dengan penuh ketakutan karena ada bendungan," kata Salim dari atas mobil komando.

Ratusan keluarga sempat mengungsi akibat jebolnya Bendungan Waeapo. Mereka kehilangan harta benda bahkan menanggung rugi setelah ratusan hektare sawah yang siap panen rusak akibat jebolnya Bendungan Waeapo pada Jumat (5/7).

Menurut Salim, warga yang tinggal di Waeapo sejak 1970-an belum pernah mengalami banjir. Meski ada tiga sungai di sana, namun ketika hujan sungai tidak meluap.

Banjir bandang baru dirasakan dan termasuk yang terparah selama 2024 setelah jebol Bendungan Waeapo setinggi 27 meter dibangun di atas lahan seluas 444,79 hektare. Luas genangannya mencapai 235,10 hektare.

Setelah orasi selama dua jam, tak satupun pejabat BWS Maluku yang menemui para pedemo. Massa aksi kemudian meninggal kantor BWS dan bertolak menuju Gedung Kejaksaan Tinggi (Kejati) Maluku di Jalan Sultan Hairun hingga Gedung DPRD Maluku di Puncak Karang Panjang.

Lihat Juga :
Pemerintah Rilis 13 Proyek Strategis Nasional Baru

Sejumlah wartawan yang turut meliput aksi unjuk rasa tersebut berusaha meminta penjelasan pihak BWS Maluku, namun mereka menolak untuk diwawancarai.

Bendungan Waeapo di Kabupaten Pulau Buru jebol hingga menenggelamkan rumah-rumah penduduk pada Jumat (5/7). Beberapa daerah yang terdampak yaitu Desa Wamsait Tambang Gunung Botak, Desa Dafa, Unit R, Unit 11 dan Desa Wagernangan.

Kapolres Pulau Buru AKBP Sulastri membenarkan Bendungan Waeapo jebol. Ia mengatakan luapan banjir menerjang Desa Wansalit, Kecamatan Waeapo, Kabupaten Buru sehingga aktivitas menuju lokasi proyek lumpuh total.

"Ada tanggul yang jebol luapan banjir yang menghubungkan Desa Wansalit ke proyek," ujarnya, Jumat (5/7).

Sulastri menyebut insiden ini juga memutus akses jalan lintas antar-Kabupaten Buru dan Buru Selatan karena longsor.

(sai/pmg)