asiaslot365

    Release time:2024-10-08 00:29:57    source:dls kits indonesia 2023   

asiaslot365,statistik coventry city vs millwall,asiaslot365

Jakarta, CNBC Indonesia- Rencana pemerintah melakukan moratorium atau menangguhkan izin pembangunan hotel untuk menjaga kualitas pariwisata di Indonesia, termasuk Bali bagian Selatan, disambut baik oleh kalangan pelaku usaha hotel di Bali. Selain karena faktor kepadatan hingga menyebabkan kemacetan di ruas-ruas jalan, Moratorium dilakukan juga untuk mengatasi persoalan berlebihannya kamar hotel.

Wakil Ketua PHRI Bali, I Gusti Ngurah Rai Suryawijaya mengungkapkan bahwa total kamar hotel di Bali saat ini sudah lebih dari 160 ribu kamar, yang mana dari total kamar tersebut 71% nya berada di Bali bagian Selatan, atau di Kabupaten Badung.

Baca:
Pengusaha Tiba-Tiba Usul Moratorium Bangun Club Baru di Bali, Ada Apa?

"Total kamar 160 ribu itu hasil kajian saya tahun 2019. Jadi sekarang sudah lebih," kata Rai kepada CNBC Indonesia, Jumat (6/9/2024).

Sementara untuk jumlah wisatawan mancanegara (wisman) maupun wisatawan domestik yang datang ke Bali setiap harinya, masing-masing mencapai 21 ribu dan 25 ribu orang per hari pada saat high season atau musim liburan. Sedangkan jika di luar momen liburan, jumlah wisatawan domestik berdasarkan datanya, berada di angka 18 ribu orang per hari. Tren kedatangan wisatawan ini, menurut prediksi Rai akan terus meningkat pada bulan Juni hingga Oktober.

Adapun tingkat okupansi atau keterisian kamar hotel dari jumlah kedatangan wisatawan tersebut, kata Rai, mencapai 80-90% pada momen high season. Sementara 10-20% kamar masih kosong atau kamar tersedia untuk dipesan.

"Kalau kita lihat tren-nya sekarang dengan kedatangan 21-25 ribu ini, bulan Juni, Juli, Agustus, September, Oktober trennya meningkat terus. Artinya, kita sedang dalam high season. Jadi saya lihat kunjungannya naik dan tingkat hunian hotel itu mencapai 80% sampai 90%. Kalau ketersediaan kamar pasti masih ada (rooms available), masih ada kamar kosong 10-20%," ungkapnya.

Sejalan dengan rencana moratorium pembangunan hotel, Rai menilai pemerintah memang perlu menghitung carrying capacity dari Bali itu sendiri, untuk mengetahui batas maksimal wisatawan yang datang ke sebuah lokasi wisata.

Ilustrasi Kamar Hotel. (Pixabay)Foto: Ilustrasi Kamar Hotel. (Pixabay)
Ilustrasi Kamar Hotel. (Pixabay)

"Perlu dilakukan riset untuk carrying capacity daripada berapa sih hotel yang dibutuhkan? berapa beach club yang dibutuhkan? itu harus dihitung. Karena di satu sisi dengan infrastruktur yang seperti ini, ini cukup mengundang kepadatan yang sangat berasa, di ruas-ruas jalan sering terjadi kemacetan-kemacetan berjam-jam. Ini akan memberikan dampak yang negatif terhadap imej atau citra daripada pariwisata itu sendiri," terang dia.

Namun di sisi lain, Rai melihat bahwa Bali bagian Selatan, khususnya Kabupaten Badung masih memiliki peluang investasi hotel atau fasilitas penunjang pariwisata. Akan tetapi, tidak untuk dibangun saat ini.

Karena menurutnya, yang menjadi prioritas pembangunan di Bali saat ini seharusnya adalah infrastruktur, seperti infrastruktur tempat parkir maupun infrastruktur jalan yang diperlebar.

"Saya lihat memang masih ada opportunity investasi untuk di daerah Badung sendiri, namun jangan dibuka saat ini. Yang menjadi prioritas ekosistemnya, harus dibangun infrastrukturnya, jadi penyangga-penyangga yang lain ya itu yang harus.. Seperti tempat-tempat parkir (dan/atau) jalannya diperlebar," tukas dia.

Sebelumnya, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf RI), Sandiaga Uno mengaku bakal melakukan moratorium alias menangguhkan izin pembangunan hotel untuk menjaga kualitas pariwisata di Indonesia, termasuk Bali bagian Selatan.

Baca:
Bali Akan Punya LRT, Pengusaha Hotel Bongkar Efek Dahsyatnya

Sandi menyebut bahwa saat ini pemerintah tengah menggodok sejumlah kebijakan untuk menjaga dan meningkatkan kualitas pariwisata di Tanah Air, yakni penghentian konversi lahan pertanian hingga moratorium pembangunan hotel dan fasilitas pariwisata lainnya.

"Ada beberapa kebijakan yang segera dirampungkan pemerintah, terutama melihat potensi kepadatan yang membuat situasi tidak aman dan tidak nyaman. Khususnya di beberapa destinasi di Bali Selatan dan beberapa destinasi lain di luar Bali yang mengalami permasalahan yang sama," ujar Sandi dalam Indonesia Quality Tourism Conference di Bali, dikutip dari keterangan resmi Kemenparekraf RI, Senin (2/9/2024).


(wur) Saksikan video di bawah ini:

Video: Cipratan Cuan MotoGP, Okupansi Hotel & Rental Mobil Naik 100%

iframe]:absolute [&>iframe]:left-0 [&>iframe]:right-0 [&>iframe]:h-full">Next Article Fenomena di Bali, Diam-Diam Penambahan Kamar Hotel Baru Terus Anjlok