kingdomto

    Release time:2024-10-09 22:36:51    source:salernitana vs frosinone   

kingdomto,hokbentoto,kingdomtoJakarta, CNN Indonesia--

CEO Telegram Pavel Durov resmi didakwa pengadilan Prancis pada Rabu (28/8). Ia didakwa atas serangkaian pelanggaran terkait dengan aplikasi pengiriman pesan tersebut. Dakwaan itu membuat Durov dilarang keluar Prancis.

AFP memberitakan Durov diberikan bebas bersyarat dengan jaminan 5 juta Euro atau sekitar Rp85,78 miliar (1 Euro=Rp17.156,62).

Lihat Juga :
CEO Telegram Pavel Durov Dilimpahkan ke Pengadilan Usai 4 Hari Ditahan

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Durov juga didakwa karena menolak membagikan dokumen yang diminta pihak berwenang, "penyebaran gambar anak di bawah umur dalam pornografi anak oleh kelompok terorganisasi, "serta perdagangan narkoba, penipuan, dan pencucian uang.

[Gambas:Video CNN]



Jaksa mengatakan otoritas peradilan Prancis telah mendapat informasi bahwa "hampir tidak adanya tanggapan" dari Telegram terhadap permintaan dari pihak berwenang dan pertama kali membuka penyelidikan pada Februari 2024.

Kasus ini bermula setelah Pavel Durov ditangkap di bandara Le Bourget di luar Paris pada Sabtu (24/8) malam atas surat perintah terkait kurangnya moderasi Telegram.

Telegram diluncurkan pada 2013 oleh Durov dan saudaranya, Nikolai. Aplikasi itu sekarang memiliki lebih dari 950 juta pengguna, berdasarkan unggahan Durov Juli 2024, angka itu menjadikannya salah satu platform pengiriman pesan paling banyak digunakan di dunia.

Pilihan Redaksi
  • CEO Pavel Durov Ditangkap, Bagaimana Nasib Telegram di Indonesia?
  • CEO Telegram Pavel Durov Turut Diperiksa Dugaan Kasus Kekerasan Anak

Percakapan di aplikasi tersebut dienkripsi, yang berarti lembaga penegak hukum, termasuk Telegram sendiri, memiliki sedikit pengawasan terhadap hal-hal yang diunggah pengguna di sana.

Pavel Durov telah ditahan hingga 96 jam atau jumlah waktu maksimum seseorang dapat ditahan menurut hukum Prancis sebelum didakwa. Hingga pada Rabu (28/8) penyidik melimpahkan perkara Durov ke pengadilan dan mendapat dakwaan.

Lahir di Uni Soviet pada 1984, Pavel Durov sejak berusia 20-an dikenal sebagai "Mark Zuckerberg dari Rusia." Ia meninggalkan negara itu pada 2014 dan sekarang tinggal di Dubai, tempat kantor pusat Telegram berada.

Durov saat ini juga memegang kewarganegaraan Prancis. Ia sejak 2016 sudah pernah buka suara menanggapi kritik bahwa Telegram jadi tempat mengoordinasikan kegiatan terlarang, termasuk rencana serangan teror Paris pada November 2015.

"Anda tidak dapat membuatnya aman terhadap penjahat dan terbuka untuk pemerintah," kata Durov kepada CNN pada 2016. "Pilihannya antara aman atau tidak aman."

(AFP/chri)