spade88 slot

    Release time:2024-10-07 21:51:18    source:alexistogel slot login   

spade88 slot,klub futsal terbaik di indonesia,spade88 slotJakarta, CNN Indonesia--

Penembak runduk atau sniper dari pasukan sayap Hamas, Brigade Al Qassam, mengklaim membunuh empat tentara Israeldi Kota Gaza.

Dalam pesan di Telegram pada Kamis (14/12), Brigade Al Qassam juga menyatakan mereka menargetkan tiga kendaraan pasukan Israel menggunakan senjata anti-tank Yasin-105 di Shujaiya.

Lihat Juga :
AS Ancam Rezim Kim Jong Un Tamat Bila Korut Luncurkan Serangan Nuklir

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sebelumnya, Hamas juga membantai delapan prajurit unit pasukan khusus Israel, Brigade Golani pada awal pekan ini.

Komandan Batalyon ke-13 Brigade Golani, Letnan Kolonel Tomer Grinberg (35), turut tewas dalam serangan Hamas

Prajurit lain yang tewas yakni komandan kompi di Batalyon ke-13 Mayor Roei Meldasi (23), komandan kompi Batalyon ke-51 Mayor Moshe Avram On (23), prajurit di Batalyon ke-51 Sersan Achia Daskal (19), dan komandan peleton Batalyon 51 Kapten Liel Hayo (22).

Banner artikel Ceasefirenow

Sejauh ini jumlah tentara Israel yang tewas di Gaza sebanyak 116 orang, sementara yang luka 445 jiwa.

Serangan Hamas ke Israel terjadi saat pasukan Zionis melancarkan agresi ke Palestina sejak 7 Oktober.

Selama agresi, Israel menggempur habis-habisan warga dan objek sipil seperti rumah sakit, sekolah, hingga kamp pengungsian.

Lihat Juga :
Mungkinkah China-Rusia Berinisiatif Kirim Pasukan ke Gaza?

Israel dan Hamas sempat sepakat gencatan senjata pada 24 November dan diperpanjang dua kali hingga berakhir pada 30 November.

Usai kesepakatan damai berakhir, Israel kembali menyerang Gaza besar-besaran. Pemerintahan Benjamin Netanyahu mengklaim mereka tak akan berhenti perang sampai Hamas musnah.

Imbas serangan Israel, nyaris 19.000 jiwa di Palestina mayoritas anak-anak dan perempuan tewas.

Lihat Juga :
Komentar Netanyahu Usai Tentara Israel Tembak Mati 3 Sandera di Gaza

Warga Gaza juga menghadapi ancaman penyakit menular dan krisis pangan karena pembatasan bantuan kemanusiaan. Selain itu, banyak warga mengeluh bantuan tak cukup bagi mereka.

(isa/bac)