taruna 4d

    Release time:2024-10-08 04:41:06    source:rtp bolahiu   

taruna 4d,asianhandicap,taruna 4dJakarta, CNN Indonesia--

Komoditas ikan tuna, yang selama ini menjadi andalan ekspor Indonesia, harus berani berinovasi dalam teknologi untuk tetap kompetitif di pasar global. Hal ini diperlukan agar dapat bersaing dengan banyak brand baru yang mengunggulkan sertifikasi MSC, metode penangkapan Pole and Line, serta transparansi dan keberlanjutan.

Vice President PT Samudra Mandiri Sentosa dan bendahara Asosiasi Perikanan Pole & Line dan Handline Indonesia (AP2HI), Abrizal Ang, menyebutkan bahwa saat ini produk ikan tuna Indonesia di Amerika saat ini sudah terlempar dari 10 besar.

"Indonesia punya kriteria semuanya, namun kita belum bisa melawan teknologi yang digunakan," ujarnya dalam diskusi Tuna Investment and Business Forum (ITIBF) 2024 yang digelar Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) di Surabaya, Jawa Timur, Selasa (25/6).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Seperti yang telah dilakukan Abrizal saat ini dalam menjaga sistem rantai pasok pangan yang dimulai dari laut, pelabuhan hingga proses pemasaran.

"Di laut kami memiliki electronic monitoring, di landing portkita punya aplikasi e-bongkar, di prosesingkita juga punya aplikasi e-bongkar 2 dan pasar mikro. Semuanya itu harus komprehensif," ujarnya.

Sementara itu, Managing Director dari Phoenix Seafood di Inggris, Kyri Prokidis, berharap agar bisnis tuna berkelanjutan di Indonesia terus berkembang.

Sebagai pihak yang selama ini membeli tuna dari Indonesia dan bahkan tahun ini memiliki kontrak dagang sebesar US$3 juta dengan volume 300 mt, ikan Tuna di Indonesia memiliki kualitas yang cukup baik.

"Kenapa kita beli ikan tuna dari Indonesia? Karena faktor keberlanjutan, konsistensi, kualitas, komitmen dari unit pengolahan ikan dan juga kualitas layanan yang diberikan oleh importir. Saya berharap bisnis tuna berkelanjutan akan terus berkembang," paparnya.

Di sisi lain, Direktur Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP) KKP, Budi Sulistiyo, mengungkapkan bahwa jika selama ini KKP terus berupaya berinovasi menggunakan teknologi dalam mengembangkan potensi komoditas ekspor ikan tuna.

Upaya yang sudah dilakukan antara lain monitoring, pengolahan produk hingga sistem layanan perizinan.

"Kami akan terus mengembangkan berbagai inovasi teknologi guna mengembangkan ekspor tuna," jelasnya dalam keterangan tertulis, Selasa (25/6).

Sebagai informasi, ITIBF 2024 merupakan forum business matching, sharing session, tuna investment expodan sustainable tuna expo, serta demo sustainable tuna sashimi.

Acara ini juga menjadi salah satu rangkaian kegiatan Tahun Tuna 2024 yang telah dicanangkan oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan pada November 2023 sebagai upaya untuk mendorong peningkatan nilai transaksi produk tuna dan memasyarakatkan konsumsi tuna dalam negeri.

IITBF 2024 sedikitnya dihadiri oleh 300 peserta yang terdiri dari unit pengolahan ikan (UPI), perwakilan dagang negara mitra, kepala daerah, industri pendukung seperti logistik, cold chain system, jaringan ritel, hotel dan restoran hingga lembaga sertifikasi terkait tuna.

Dalam forum tersebut juga terjalin penandatanganan kerja sama antar pelaku usaha untuk memperluas pasar komoditas ikan tuna.

(inh/inh)