nomor punggung griezmann

    Release time:2024-10-08 05:33:59    source:pemain liga championship   

nomor punggung griezmann,kampung toto login,nomor punggung griezmann

Jakarta, CNBC Indonesia-Impor Indonesia dari Lebanon mungkin tidak sebanyak negara-negara lain, namun tetap mencuri perhatian. Data terbaru dari Badan Pusat Statistik (BPS) untuk Juli 2024 menunjukkan bahwa Indonesia mengimpor beberapa jenis barang dari Lebanon dengan total nilai US$ 758.516 atau sekitar Rp 11,76 miliar US$1=15.495).

Salah satu komoditas yang cukup mengejutkan adalah impor mesin piston pembakaran dalam (internal combustion piston engines) yang tercatat sebesar US$ 2.444 (Rp 37.869.780). Jenis mesin ini menghasilkan tenaga dengan membakar bahan bakar (seperti bensin atau diesel) di dalam ruang bakar seperti di kendaraan. Karena vitalnya, piston kerap diidentikan dengan jantung mesin kendaraan.

Angka ini memang terbilang kecil, namun cukup menarik mengingat barang seperti ini biasanya lebih umum diimpor dari negara-negara dengan industri otomotif yang lebih besar seperti Jepang, Korea Selatan, atau Jerman.

Baca:
Israel Bombardir Beirut 11 Kali Semalam, Ledakan Kuat 'Kepung' Bandara



Selain mesin piston, produk impor terbesar dari Lebanon ke Indonesia adalahbarang cetakan (printed matter),yang mencapai US$ 632.822. Barang-barang cetakan ini termasuk buku, majalah, dan materi cetak lainnya yang mungkin digunakan di berbagai sektor pendidikan atau bisnis di Indonesia.

Produk cetakan Lebanon diminati karena mungkin menawarkan konten spesifik atau desain berkualitas yang sulit ditemukan dari negara lain. Sementara itu, Lebanon juga dikenal memiliki budaya literasi dan penerbitan yang kuat di kawasan Timur Tengah.

Impor bahan nabati mentah (crude vegetable materials)dari Lebanon tercatat sebesar US$ 48.075. Produk ini bisa mencakup berbagai bahan yang digunakan untuk industri pengolahan makanan, kosmetik, atau obat-obatan.

Dengan tren konsumsi yang semakin menuntut produk berbasis nabati dan alami, bahan nabati dari Lebanon mungkin digunakan dalam produk kosmetik atau farmasi yang populer di Indonesia. Negara lain yang juga mengekspor bahan nabati ke Indonesia termasuk India, China, dan beberapa negara di Eropa Timur.

Sektor katup termionik (thermionic valves)dan barang elektronik lainnya juga menyumbang angka US$ 38.777 dalam impor dari Lebanon. Katup termionik merupakan bagian penting dari perangkat elektronik yang digunakan dalam radio, televisi, dan alat komunikasi.

Baca:
Israel Bersumpah Balas Dendam ke Iran, Ini Opsi Serangannya

Impor jenis barang elektronik dari Lebanon mungkin berfokus pada komponen spesifik yang digunakan dalam industri manufaktur atau perakitan elektronik di Indonesia. Produk serupa biasanya diimpor dari negara-negara Asia seperti China, Taiwan, atau Korea Selatan, yang memiliki industri komponen elektronik yang jauh lebih besar.

Selain itu, ada juga impor pigmen, cat, dan pernis (pigments, paints, varnishes)senilai US$ 29.741. Produk-produk ini umumnya digunakan dalam industri manufaktur yang memerlukan pewarnaan atau pelapisan seperti industri otomotif, konstruksi, dan perabotan.

Bahan baku kimia dari Lebanon kemungkinan menawarkan kualitas atau harga yang kompetitif di pasar Indonesia. Untuk produk cat dan pigmen, biasanya Indonesia juga mengimpor dari negara-negara seperti Jerman, China, dan India yang memiliki industri kimia lebih maju.

Baca:
Israel Bombardir Beirut 11 Kali Semalam, Ledakan Kuat 'Kepung' Bandara

Impor barang-barang dari Lebanon memang menarik karena volume dan nilainya relatif kecil dibandingkan negara-negara pemasok besar lainnya. Namun, produk yang diimpor memiliki peran penting di sektor-sektor tertentu di Indonesia. Misalnya, bahan cetakan yang digunakan dalam pendidikan dan bisnis, bahan nabati yang mungkin digunakan dalam kosmetik atau farmasi, hingga komponen elektronik yang penting untuk manufaktur teknologi.

Negara-negara lain yang juga menjadi sumber impor produk-produk serupa ke Indonesia termasuk China, Amerika Serikat, dan Uni Eropa, yang masing-masing memiliki porsi yang jauh lebih besar.

Namun, Lebanon berhasil masuk ke dalam rantai pasokan Indonesia berkat spesialisasi dalam produk-produk tertentu, seperti bahan cetakan dan bahan nabati yang mungkin memenuhi kebutuhan khusus di pasar Indonesia.

 Secara keseluruhan, impor Indonesia dari Lebanon, meski relatif kecil dalam nilai dan volume, tetap menunjukkan bahwa negara ini memiliki daya saing dalam beberapa komoditas. Di masa depan, potensi peningkatan kerja sama perdagangan antara Indonesia dan Lebanon masih terbuka, terutama di sektor-sektor spesifik yang membutuhkan barang-barang dengan kualitas dan karakteristik yang hanya bisa disediakan oleh negara-negara dengan spesialisasi seperti Lebanon.

CNBC INDONESIA RESEARCH
[email protected]

(emb/emb) Saksikan video di bawah ini:

Prabowo: Hilirisasi Mutlak, Tidak Bisa Ditawar!

iframe]:absolute [&>iframe]:left-0 [&>iframe]:right-0 [&>iframe]:h-full">