tabel 4d twin

    Release time:2024-10-08 04:10:55    source:erek erek kipas angin   

tabel 4d twin,cara mahyong 2,tabel 4d twinJakarta, CNN Indonesia--

Anak-anak Gazayang tinggal di kamp pengungsian di Rafah menderita tak terkira akibat bombardir Israel.

Mereka sampai-sampai harus bangun dan tidur dalam keadaan lapar, bayi meminum cairan yang berbau susu, atau makan sekali dalam sehari.

Lihat Juga :
4 Taktik Gila Hamas Hadapi Agresi Israel di Gaza

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dia membuatkan makanan, dan ini menjadi satu-satunya makanan yang dikonsumsi anak-anak dalam sehari.

[Gambas:Video CNN]

Mata dan raut muka Al Deeb tampak marah sekaligus lelah dengan kondisi sekarang.

"Di rumah, saya kasih mereka makanan bergizi, mereka tak pernah sakit. Tapi, di sini, mereka selalu sakit, setiap hari sakit flu perut," ucap dia.

Lihat Juga :
Lebanon Masa Bodoh Israel Minta Maaf, Tetap Lapor ke DK PBB

Banyak warga Gaza yang juga mengalami dehidrasi, kekurangan nutrisi, dan kehilangan berat badan secara drastis.

Warga lain yang juga merasakan dampak kekurangan makanan pokok adalah Zakaria Rehan. Ia bahkan harus mengisi botol untuk bayinya dengan lebih banyak air daripada bubuk susu.

"Ini pokoknya air yang ada sesendok bubuknya, apalagi sesendok, bau susu saja tidak apa bisa dia bisa meminumnya," ungkap Rehan.

Rehan sadar betul tindakan itu tak sehat untuk bayinya, Yazan. Namun, dia tak punya pilihan, bantuan kemanusiaan juga tak bisa diandalkan.

"Itu tidak sehat, tak memberi nutrisi apa pun," imbuh dia.

Banner artikel Ceasefirenow

Bantuan kemanusiaan yang datang ke Rafah tak cukup memenuhi kebutuhan seluruh warga di tengah gempuran dan blokade Israel.

Terlebih, Israel sempat membatasi bantuan kemanusiaan yang masuk ke Gaza.

Lihat Juga :
Pangeran Saudi Meninggal Dunia Diduga Gegara Kecelakaan Jet Tempur

"Iya, ada bantuan yang masuk, tapi tidak cukup sama sekali. Tidak cukup untuk seluruh keluarga," ungkap Rehan.

Krisis pangan menjadi masalah tersendiri selama Israel melancarkan agresi ke Palestina pada 7 Oktober.

Selama operasi, Israel menyerang warga dan objek sipil seperti rumah sakit, sekolah, hingga kamp pengungsian.

Imbas serangan mereka, ratusan ribu tempat tinggal penduduk hancur, dan lebih dari 17.000 warga di Palestina meninggal.

(isa/bac)