megapari indonesia

    Release time:2024-10-09 20:51:45    source:bestoto   

megapari indonesia,mlbb 4d slot,megapari indonesiaJakarta, CNN Indonesia--

Peneliti menyebut Benua Antartikapernah tanpa selimut essekitar 34 juta tahun lalu. Daerah ini disebut tampak seperti Kanada utara, yakni tundra dan hutan hijau.

Suhu global disebut sebagai faktor kunci yang mempengaruhi luasnya cakupan es. Sekitar 50 juta tahun yang lalu, suhu dunia sekitar 14 derajat Celcius lebih hangat dibandingkan saat ini, tetapi suhu terus menurun selama 16 juta tahun berikutnya.

Pada 34 juta tahun yang lalu, periode waktu yang dikenal sebagai batas Eosen-Oligosen, iklim 8 derajat Celcius lebih hangat daripada saat ini.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ada dua faktor, dan mungkin keduanya berperan," kata Eric Wolff, seorang ahli paleoklimatologi di University of Cambridge, dikutip dari Live Science.

"Salah satunya adalah perubahan konsentrasi karbon dioksida di atmosfer, dan yang lainnya adalah pergerakan benua dan, khususnya, terbukanya Selat Drake," tambahnya.

Selat Drake merupakan selat antara Amerika Selatan dan Antartika yang menghubungkan Atlantik Selatan dengan Pasifik Selatan.

Wolff menjelaskan semakin banyak karbon dioksida di atmosfer, maka semakin banyak panas yang terperangkap dan semakin hangat planet ini.

Lihat Juga :
Proyek 'Mobil Bulan' NASA Terancam Mangkrak, Publik Bergejolak

Tina van de Flierdt, seorang ahli geokimia dari Imperial College London mengatakan sekitar 60 juta hingga 50 juta tahun yang lalu, konsentrasi karbon dioksida di atmosfer Bumi sangat tinggi, yakni sekitar 1.000 hingga 2.000 bagian per juta, atau 2,5 hingga 5 kali lipat dari tingkat saat ini.

"Namun, kami mengetahui bahwa CO2 di atmosfer menurun pada masa Eosen-Oligosen," tuturnya.

Ia menambahkan penurunan CO2 di atmosfer ini akan disertai dengan pendinginan iklim global, yang mungkin membuat Bumi melewati ambang batas suhu dan memungkinkan terbentuknya lapisan es.

Namun, kata Wolff, ada juga kemungkinan pendinginan lokal di benua Antartika karena lempeng tektonik. Pasalnya, Amerika Selatan dan Antartika akhirnya terpisah, membuka apa yang sekarang dikenal sebagai Drake Passage atau Selat Drake.

Lihat Juga :
KRISIS IKLIMRekor Panas Pecah Lagi Tahun Ini, Peringatan Bumi Makin Mendidih

"Hal ini menyebabkan apa yang kita sebut arus sirkumpolar - air yang mengelilingi Antartika secara melingkar," kata Wolff.

"Hal ini mengisolasi Antartika dari bagian dunia lainnya dan mempersulit massa udara hangat untuk melintasi Samudra Selatan, dan oleh karena itu membuat Antartika menjadi lebih dingin."

Wolff menyebut lempeng tektonik juga secara langsung memengaruhi tingkat karbon dioksida.

Pelapukan batuan dan aktivitas gunung berapi merupakan bagian dari siklus karbon, sehingga selama ribuan tahun, proses geologi dapat menggeser keseimbangan gas di atmosfer.

Meskipun masih ada ketidakpastian, para peneliti cukup yakin dengan transisi 34 juta tahun yang lalu ini berkat tanda kimiawi dalam sedimen batuan.

(lom/dmi)