di stefano

    Release time:2024-10-08 18:21:06    source:mimpi bebek menurut islam   

di stefano,sahabat77,di stefano

Jakarta, CNBC Indonesia -Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memberikan peringatan dini potensi hujan sedang hingga lebat yang disertai angin kencang atau petir pada periode 30 Agustus hingga 5 September 2024 mendatang.

Bersamaan dengan itu, BMKG juga telah memprediksi wilayah Indonesia memasuki fenomena La Nina pada September 2024.

Berbeda dengan fenomena El Nino yang memiliki dampak kekeringan dengan suhu tinggi, La Nina menandai peningkatan curah hujan.

Pada pertengahan Agustus lalu, BMKG mengumumkan anomali Suhu Muka Laut Nino 3.4 menunjukkan ENSO Netral dengan indeks -0,01. Kondisi tersebut berarti fenomena El Nino 2023/2024 telah berakhir dan pada Agustus berada dalam Fase Netral.

"Indeks ENSO Dasarian I Agustus 2024, Status El Nino Netral (Indeks Nino 3.4: -0,02. BMKG memprediksi kondisi Netral berpotensi menuju La Nina mulai periode September 2024," tulis BMKG dalam unggahan di akun Instagram resmi, dikutip Senin (2/9/2024).

Prediksi yang berdasarkan hasil pemutakhiran Dasarian I Agustus 2024 itu mengonfirmasi bergersernya prediksi La Nina melanda RI yang semula diperkirakan terjadi mulai Agustus 2024.

ENSO atau El Nino-Southern Oscillation adalah anomali pada suhu permukaan laut di Samudera Pasifik di pantai barat Ekuador dan Peru yang lebih tinggi daripada rata-rata normalnya.

Pilihan Redaksi
  • BMKG Pastikan La Nina Belum Landa RI, Begini Prediksi Produksi Beras
  • BMKG Warning Hujan Lebat di Wilayah RI Hingga September, Awas Banjir!

Disebutkan bahwa iklim di Samudra Pasifik terbagi ke dalam 3 fase, yaitu, El Nino, La Nina, dan Netral.

Apa Itu La Nina

Ketika terjadi fase La Nina, hembusan angin pasat dari Pasifik timur ke arah barat sepanjang ekuator menjadi lebih kuat dari biasanya. Menguatnya angin pasat yang mendorong massa air laut ke arah barat, maka di Pasifik timur suhu muka laut menjadi lebih dingin.

Dalam unggahan itu, hasil analisis dan monitoring dinamika ENSO Samudera Pasifik menunjukkan, La Nina yang berpotensi terjadi dalam kategori lemah.

BMKG menyebutkan, iklim Indonesia dipengaruhi oleh penggerak iklim di wilayah regional sekitarnya. Yang mencakup fenomena monsun, Intertropical Convergence Zone (ITCZ) atau Daerah Pertemuan Angin Antar Tropis, siklon tropis, ENSO (El Nino-Southern Oscillation), IOD (Indian Ocean Dipole), serta fenomena Madden Julian Oscillation (MJO) dan gelombang atmosfer lainnya.

"Pemantauan parameter setiap fenomena tersebut penting untuk memahami kondisi iklim saat ini dan memprediksinya di masa mendatang di Indonesia," tulis BMKG.

Diharapkan, La Nina membawa peningkatan hukan di daerah-daerah yang kini kering akibat musim kemarau disertai El Nino yang terjadi sebelumnya.

Namun, di sisi lain, peningkatan hujan sedang hingga lebat bisa memicu beberapa dampak bencana seperti banjir dan longsor. Untuk itu, masyarakat diharapkan tetap waspada.


(fab/fab) Saksikan video di bawah ini:

Video: Inovasi AI Bantu Bank Perluas Penyaluran Kredit, Dijamin Aman?

iframe]:absolute [&>iframe]:left-0 [&>iframe]:right-0 [&>iframe]:h-full">