ligadewa login

    Release time:2024-10-08 06:18:52    source:gunung 2d togel   

ligadewa login,new direkturtoto,ligadewa login

Daftar Isi
  • 1 tewas, 30 terluka
  • Korban tewas WN Inggris
  • Ketinggian pesawat sempat turun ribuan kaki
  • Dugaan awal turbulensi parah
  • Presiden hingga PM belasungkawa
Jakarta, CNN Indonesia--

Pesawat Boeing 777-300ERSingapore Airlines menjadi sorotan usai mengalami turbulensi parah pada Senin (20/5).

Pesawat itu terbang dari London, Inggris ke Singapura. Namun karena turbulensi parah, pesawat tersebut terpaksa melakukan pendaratan darurat di Bangkok, Thailand pada Selasa (21/5).

Akibat insiden ini satu orang tewas dan puluhan orang mengalami luka-luka. Korban-korban yang terluka juga dilarikan di rumah sakit terdekat di Bangkok.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

1 tewas, 30 terluka

Singapore Airlines mengonfirmasi satu orang tewas dan sekitar 30 orang mengalami luka-luka dalam insiden tersebut.

"Kami mendapat informasi bahwa ada korban luka dan satu kematian dalam penerbangan Boeing 777-300ER. Total ada 211 penumpang dan 18 awak pesawat dalam penerbangan tersebut," demikian keterangan maskapai, dikutip South China Morning Post (SCMP).

Korban tewas WN Inggris

Otoritas Thailand menyebut korban tewas dalam insiden turbulensi pesawat ini merupakan warga negara Inggris berusia 73 tahun.

Mereka juga mengatakan tujuh orang dalam kondisi kritis akibat turbulensi parah tersebut.

Lihat Juga :
Kemlu Sebut Tak Ada WNI jadi Korban Turbulensi Maut Singapore Airlines

Ketinggian pesawat sempat turun ribuan kaki

Menurut data pelacakan penerbangan, saat turbulensi pesawat sempat turun dari ketinggian 37.000 kaki menjadi 31.000 kaki.

Channel News Asia (CNA) melaporkan berdasarkan data pelacakan penerbangan, pesawat Boeing 777-300ER tersebut sempat berada di ketinggian 37.000 kaki pada pukul 04.06 waktu setempat.

Namun, hanya dalam waktu empat menit, pesawat turun sebesar 6.000 kaki menjadi 31.000 kaki pada pukul 04.10 waktu setempat.

Dugaan awal turbulensi parah

Konsultan senior penerbangan di perusahaan riset pasar Frost and Sullivan, Shantanu Gangakhedkar, mengatakan turbulensi bisa disebabkan berbagai alasan.

Gangguan paling tak bisa diprediksi adalah turbulensi udara jernih (clear air turbulence/CAT). Kondisi ini bisa terjadi tanpa bukti nyata.

Pilihan Redaksi
  • DK PBB Heningkan Cipta Kematian Presiden Iran Raisi, Israel Sewot
  • Kenapa AS Ogah Bantu Iran soal Kecelakaan Helikopter Raisi?
  • Pasokan Menipis, PBB Setop Distribusi Makanan di Rafah Gaza

"CAT terjadi ketika langit benar-benar cerah. Kita tidak bisa melihatnya dan itu terjadi tiba-tiba," kata Gangakhedkar.

Dia lalu berujar, "Saat ini kami tidak memiliki teknologi untuk memprediksi (atau mendeteksi) CAT, apalagi pada ketinggian 36.000 kaki."

CAT kerap menyebabkan penumpang terluka karena tak ada peringatan sebelumnya. Awak pesawat kemungkinan tak punya waktu memberi informasi ke penumpang untuk ke tempat duduk mereka atau mengencangkan sabuk pengaman.

Presiden hingga PM belasungkawa

Presiden Singapura Tharman Shanmugaratnam dan Perdana Menteri Lawrence Wong menyampaikan belasungkawa ke keluarga dan orang-orang yang menjadi korban pesawat SQ321.

Shanmugaratnam menegaskan otoritas Singapura akan melakukan yang terbaik dan mendukung pihak-pihak yang terkena dampak insiden ini.

Wong juga menyampaikan pernyataan serupa. Dia mengaku sedih dan terkejut dengan apa yang terjadi.

"Kami berdoa agar mereka kembali dengan selamat dan segera pulih bagi mereka yang terluka," ujar Wong, dikutip Channel News Asia.

[Gambas:Video CNN]



(isa/dna)