spinlagi slot

    Release time:2024-10-08 03:49:23    source:hk jumat captainpaito   

spinlagi slot,jagoan spin,spinlagi slotNusa Dua, CNN Indonesia--

Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi meyakinkan bahwa Deklarasi konferensi tingkat tinggi (KTT) G20Bali disepakati seluruh negara anggota.

Retno mengatakan diskusi posisi G20 soal perang di Ukraina memang dilakukan beberapa kali putaran dan terakhir berlangsung pada 10-14 November.

"Presiden sudah menjelaskan bahwa kalau hasilnya adalah deklarasi atau communique (komunike) artinya adalah bahwa semua anggota dan Indonesia menyepakatinya, karena kalau tidak menyepakatinya maka pasti bentuknya (hasilnya) akan berbeda," ucap Retno.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lihat Juga :
Jokowi Sayangkan Insiden Rudal di Polandia: Jangan Tinggikan Tensi

Dalam konferensi pers usai menutup KTT G20 di Nusa Dua, Bali, Jokowi mengatakan paragraf tiga itu menjadi yang paling alot dibahas oleh para pemimpin negara selama rapat.

"Sampai tengah malam kita berbicara soal ini dan akhirnya deklarasi Bali dicapai melalui konsensus," kata Jokowi kepada wartawan pada Rabu (16/11).

"Dan ada perwakilan Rusia yang hadir di KTT saat itu. Meskipun alot, tetapi (deklarasi) tetap disahkan," paparnya lagi.

[Gambas:Video CNN]

Pilihan Redaksi
  • Pelukan Erat Retno Marsudi dan Sri Mulyani di Penutupan KTT G20 Bali
  • Xi Jinping-PM Inggris Sunak Batal Temu di Sela KTT G20 Bali, Kenapa?
  • Jokowi Beberkan Pengesahan Deklarasi G20 Bali: Ada Wakil Rusia

Dalam deklarasi G20 Bali, paragraf tiga dokumen itu menjabarkan sebagian besar anggota "mengutuk keras perang di Ukraina dan menekankan hal itu menyebabkan penderitaan manusia yang luar biasa dan memperburuk kerentanan yang ada dalam ekonomi global."

Di poin ketiga deklarasi itu, G20 menyatakan bahwa mereka menegaskan kembali posisi negara masing-masing seperti yang disampaikan di forum-forum sebelumnya.

"Kami menegaskan kembali posisi negara kami yang disampaikan dalam forum lain, termasuk di Dewan Keamanan PBB dan Majelis Umum PBB, yang di mana dalam Resolusi No. ES-11/1 tertanggal 2 Maret 200, yang diadopsi oleh mayoritas (141 setuju, 5 menolak, 25 abstain, dan 12 absen) menyatakan pernyataan kuat mengenai agresi Federasi Rusia terhadap Ukraina dan mendesak penarikan sepenuhnya dan tanpa syarat mereka dari wilayah Ukraina," demikian isi poin ketiga itu.

Dalam pemungutan suara resolusi PBB yang disinggung dalam deklarasi itu, 5 negara memang menolak mengecam dan mendesak Rusia untuk angkat kaki dari Ukraina.

Salah satu dari kelima negara itu adalah Rusia. Selain itu, 25 negara juga abstain, termasuk 2 di antaranya merupakan anggota G20, yaitu China dan India.

Melalui deklarasi ini, G20 hanya menyatakan bahwa negara anggota menegaskan kembali posisi mereka. Dengan demikian, Rusia menolak mengecam, sementara China dan India juga tak mau ikut campur.

"Tahun ini kita menyaksikan perang di Ukraina berdampak lebih buruk terhadap ekonomi global[...]menghambat pertumbuhan, meningkatkan inflasi, mengganggu rantai pasokan, meningkatkan kerawanan energi dan pangan hingga risiko stabilitas keuangan," bunyi deklarasi itu lagi.

Negara G20 menuturkan meski sejumlah pihak menganggap forum itu bukan lah untuk membahas keamanan, namun perang Rusia di Ukraina telah memberi dampak nyata terhadap ekonomi global.

"Kami mengakui bahwa masalah keamanan dapat memiliki konsekuensi yang signifikan terhadap ekonomi global."

G20 pun mendesak seluruh negara menegakkan hukum internasional dan sistem multilateral guna menjamin perdamaian dan stabilitas.


 

(rds/rds)