skor indonesia melawan thailand

    Release time:2024-10-07 22:02:59    source:gasboss   

skor indonesia melawan thailand,poipet 15,skor indonesia melawan thailandJakarta, CNN Indonesia--

Langkah mantan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil (RK) untuk maju di Pilkada Jakarta 2024 makin menemui titik terang. Sebaliknya, nasib Anies Baswedan tak kunjung jelas.

Ketum Golkar Airlangga Hartarto memberi sinyal kuat RK maju di Jakarta. Sedangkan untuk Jawa Barat, Golkar akhirnya mendukung mantan kadernya yang kini menjadi kader Gerindra Dedi Mulyadi.

"(RK) on the way toDKI," kata Airlangga Hartarto di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (5/8).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lihat Juga :
Poros KIM Plus di Sejumlah Daerah Jelang Pilkada 2024

Hasil survei jelang Pilkada Jawa Barat awal Juni 2024 yang dilakukan oleh lembaga Saiful Mujani Research Center (SMRC) mencatat elektabilitas RK sebesar 50,6 persen. Sementara Dedi Mulyadi hanya 25,1 persen.

Lain di Jabar, lain di Jakarta. Elektabilitas RK di Jakarta berada di posisi ketiga dengan 8,5 persen berdasarkan hasil survei Litbang Kompas. Sementara Anies Baswedan berada di posisi puncak dengan 29,8 persen.

Baru-baru ini Ketua Harian DPP Gerindra Sufmi Dasco Ahmad mengungkapkan RK akan diusung Koalisi Indonesia Maju (KIM) bersama Gerindra Golkar, PAN, dan Demokrat.

Dasco mengungkap ada tambahan beberapa partai lain yang akan masuk koalisi tersebut. Namun ia enggan menyebut siapa parpol lain di luar KIM yang akan bergabung.

Di saat bersamaan, Wakil Ketua Umum PKB Jazilul Fawaid mengatakan PKB mengkaji opsi untuk bergabung dengan KIM Plus di Pilkada.

"Kita pertimbangkan, kita pertimbangkan, kan sudah ada di publik tawarannya, PKB akan pertimbangkan untuk kebaikan Jakarta, kebaikan Indonesia," ucap Jazilul di Kompleks Parlemen, Jakarta, Jumat (1/8) pekan lalu.

Lihat Juga :
PKS: NasDem Belum Beri SK Dukungan ke Anies, Sudah Extra Time

Direktur Eksekutif Trias Politika Strategis Agung Baskoro menilai skenario Golkar mengusung RK maju di Pilkada Jakarta bukan hal yang nekat meski elektabilitasnya kecil.

Ia menilai justru RK memiliki kans menang besar di Jakarta lantaran ada potensi Anies batal maju di Pilgub DKI Jakarta jika koalisi KIM plus terbentuk.

"Ketika Golkar sepakat untuk mengusung Ridwan Kamil, sebenarnya bukan hal yang nekat gitu, karena potensi menangnya besar. Menimbang ada kemungkinan Aniesnya bisa jadi enggak maju," kata Agung kepada CNNIndonesia.com,Selasa (6/8).

Agung menyebut Anies tak bisa maju di Pilkada Jakarta apabila PKS, NasDem dan PKB berpaling untuk mendukung Ridwan Kamil. Pasalnya, ketiga partai itu sudah memiliki niat merapat bergabung ke koalisi pemerintahan Prabowo-Gibran.



DPP PKS dan NasDem sudah menyatakan dukungannya secara lisan kepada Anies. Sementara PKB baru memberikan dukungan kepada Anies di level kepengurusan partai tingkat provinsi.

Namun dari tiga partai tersebut hanya PKS yang telah resmi memberikan dukungan secara tertulis. NasDem meski telah mendeklarasikan Anies nyatanya belum memberikan dukungan tertulis. 

Jika kondisi ini terjadi, Agung menganggap peluang RK untuk menang di Pilkada Jakarta lebih terbuka besar lantaran potensial akan melawan kotak kosong.

"Misalkan PKS Yang diharapkan solid Itu mengalihkan dukungannya kepada bukan Anies ya, Dalam hal ini RK. Skema KIM plus ini yang membuat Golkar tidak nekat, Tapi rasional. Karena kemungkinan RK menang sama besarnya seperti di Jawa Barat," katanya.

Bersambung ke halaman berikutnya...

Agung berpandangan skema KIM plus ini sebagai upaya menjegal Anies maju di Pilkada Jakarta. Terlebih lagi, jika PKS, NasDem dan PKB tergiur dengan janji politik koalisi KIM untuk terlibat dalam pemerintahan lima tahun ke depan.

Kemungkinan gerbong Anies bubar bisa terjadi mengingat mantan Gubernur DKI itu bukan kader partai manapun. Dengan status Anies tersebut, partai-partai pendukungnya di Pilpres 2024 lalu, masih terbuka berbalik arah. Termasuk PKS yang telah menyatakan dukungan lisan dan tertulis.

"Kalau misalkan tidak ada alasan kuat bagi PKS untuk 'mem-PKS-kan' Anies, ya buat apa dukung Anies? Karena mereka harus berkorban 5 tahun atau tidak mendapat porsi dan posisi di kabinet kan. Saya kira agak susah melewatkan atau mengabaikan tawaran ini begitu saja," kata Agung.

Agung menilai Golkar pasti memiliki kalkulasi yang matang ketika mencalonkan RK. Baginya, untuk maju di Pilkada Jakarta bukan cuma sekadar jadi penggembira, melainkan untuk menang. Terlebih, Jakarta sebagai provinsi yang selama ini diidentikkan sebagai barometer politik nasional.

"Karena mempengaruhi konstelasi politik secara nasional juga, jadi itu yang kemudian membuat akhirnya Golkar rasional dan realistis Untuk memajukan nama RK," ujarnya.

Lihat Juga :
AnalisisSiapa Bakal Lawan Anies di Pilkada Jakarta?

Tekanan kekuasaan

Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO) Dedi Kurnia Syah melihat ada tangan-tangan kekuasaan yang berkeinginan supaya Jakarta tak jatuh ke tangan Anies.

Baginya, rivalitas Pilpres 2024 di kubu Prabowo masih terbawa hingga jelang kontestasi Pilkada Jakarta.

"Juga satu-satunya orang pesaing ketatnya di Jakarta adalah Anies Baswedan. Rivalitas masih muncul. Tentu Jokowi juga saya kira menginstruksikan agar Jakarta tidak sampai lepas dari kelompok-kelompok pemenang Pilpres. Itulah sebabnya kemudian apapun yang terjadi Jakarta harus dikuasai oleh KIM," kata Dedi.

Dedi mengatakan salah satu cara melawan Anies adalah memborong dukungan partai politik. Sehingga, praktis hanya KIM plus yang nantinya bisa mengusung kandidat.

"Meniadakan Anies Baswedan dari kontestasi dengan dalam tanda kutip ya memborong atau membeli semua partai politik," ujarnya.

Lihat Juga :
DATALOGIElektabilitas RK, Anies, Ahok, Kaesang Berbagai Survei Pra Pilkada DKI

Indikasi lain dari intervensi kekuasaan adalah sikap Golkar. Dedi melihat Golkar dalam situasi tertekan sehingga mau tidak mau harus mengikuti kebutuhan mitra penguasa, bukan kebutuhan Golkar.

Jika ingin realistis, Dedi menilai Golkar idealnya mendorong RK maju di Pilkada Jawa Barat ketimbang Jakarta. Sebab, peluang besarnya lebih unggul ketimbang di Jakarta jika di saat bersamaan Anies maju Pilkada.

Di sisi lain, jika RK ke Jabar praktis tak ada tokoh dari KIM yang punya elektabilitas kuat untuk menantang Anies. Hal ini bisa jadi salah satu pemicu RK terus didorong maju ke Jakarta. 

"Tekanan yang datang ke Golkar saya kira tidak ringan... Yang menjadi masalah adalah di KIM tidak ada tokoh. Ahmad Riza Patria yang seharusnya punya elektabilitas yang bagus, hanya tinggal menunggu konsolidasi di tingkatan koalisi faktanya justru degradasi Di Tangsel. Kemudian tokoh-tokoh seperti Rahayu Saraswati juga tidak terbukti mampu untuk lebih unggul bahkan dari Riza Patria," kata Dedi.

"Ini yang membuat kemudian ada semacam Koalisi Indonesia Maju ini frustasi untuk menentukan siapa yang akan menghadapi Anies Baswedan," imbuhnya.