cara mencepatkan video

    Release time:2024-10-08 01:47:04    source:prediksi jakarta   

cara mencepatkan video,skuad chelsea terbaru,cara mencepatkan video

Jakarta, CNBC Indonesia-Pelemahan Rupiah terhadap Dolar AS pada Jumat pagi, (4/10/2024) dinilai sejumlah analis sebagai hal yang lumrah. Selama beberapa waktu ini, penguatan Rupiah dinilai terlalu cepat.

"Rupiah memang overvalued, kemarin menguatnya terlalu cepat," kata Ekonom Bank BCA Barra Kukuh Mamia dihubungi, Jumat, (4/10/2024).

Baca:
Biang Kerok Rupiah Jeblok: Perang Israel!

Barra menilai penguatan Rupiah yang sempat menyentuh level Rp 15.000/US$ pada akhir September lalu, lebih ditopang oleh instrumen moneter Bank Indonesia, seperti Sekuritas Rupiah BI (SRBI). Dia mengatakan instrumen itu telah menopang penguatan Rupiah hingga 500-600 basis points. Sementara, harga fundamental Rupiah masih berada di level Rp 15.600-16.000/US$.

"Valuasinya agak artifisial yang kemarin," kata dia.

Selain itu, Barra menilai penguatan Rupiah yang terjadi beberapa waktu lalu juga ditopang oleh ekspektasi pemangkasan suku bunga acuan The Fed. Sayangnya, kata dia, ekspektasi mengenai pemangkasan suku bunga The Fed itu kini memudar dengan adanya perkembangan kondisi global.

Dia menyebut ekspektasi penurunan inflasi global yang disebabkan oversupply di China akan berhenti, seiring dengan pemberian stimulus jumbo oleh negeri tirai bambu itu. Sementara, tren penurunan harga minyak dunia diprediksi berbalik arah dengan semakin panasnya konflik Iran-Israel.

"Jadi pasar mulai ragu lagi apakah Fed ke depannya masih bisa cut seagresif itu," kata Barra.

Baca:
Sentimen Global Bikin Rupiah Ambruk, Dolar Naik ke Rp 15.480

Sebagaimana diketahui, tren pelemahan Rupiah berlanjut pada Jumat pagi ini. Dilansir dari Refinitiv, rupiah dibuka melemah 0,42% di angka Rp15.480/US$ pada hari ini. Depresiasi ini senada dengan penutupan perdagangan kemarin (3/10/2024) yang ambruk sebesar 1,02%.

Lebih lanjut, tak sampai delapan menit sejak perdagangan dibuka, rupiah ambruk 0,71% ke angka Rp15.525/US$. Sementara DXY pada pukul 09:00 WIB turun tipis 0,07% di angka 101,91. Angka ini lebih rendah jika dibandingkan dengan posisi kemarin yang berada di angka 101,99.

Pengamat pasar uang Ariston Tjendra menyebut pelemahan rupiah salah satunya terjadi karena rilis data ekonomi AS. Dia mengatakan data PMI sektor jasa AS bulan September ternyata lebih baik dari proyeksi pasar.

"Data yang masih solid ini tidak memberikan dukungan ke kebijakan pemangkasan Bank Sentral AS," kata dia.

Selain itu, Ariston menilai pasar khawatir terhadap potensi perang besar di Timur Tengah yang dipicu konflik Iran-Israel. Karena ketegangan ini, investor cenderung mencari aset aman, seperti Dolar AS.

"Indeks dollar AS pagi ini sudah bergerak di kisaran 101.90, lebih tinggi dari pergerakan pagi sebelumnya di kisaran 101.75," kata dia.


(rsa/mij) Saksikan video di bawah ini:

Video: Mau Dolar AS ke Bawah Rp15.000 di Akhir Tahun? Ini Syaratnya

iframe]:absolute [&>iframe]:left-0 [&>iframe]:right-0 [&>iframe]:h-full">Next Article Masih 'Sulit' Lawan Dolar AS, Rupiah Kapan Ke Bawah Rp.15.500/USD?