sdysgphk

    Release time:2024-10-07 21:29:47    source:yuyu 4d claim bonus   

sdysgphk,pengeluaran hk 2023 hari ini,sdysgphkJakarta, CNN Indonesia--

Komisi Penyelidikan Selandia Baru melaporkan sekitar 200 ribu anak, remaja, dan orang dewasa rentan mengalami pelecehan seksual di lembaga negara dan agama seperti panti asuhan selama 70 tahun terakhir.

Dalam laporan yang dirilis pada Rabu (24/7), komisi penyelidikan menyatakan dari sekitar 650.000 anak-anak, remaja, dan orang dewasa yang dirawat dari tahun 1950-2019, sekitar 200.000 di antaranya mengalami pelecehan dan kekerasan.

Lihat Juga :
Pakar dari Malaysia Ungkap Peran Kunci Susanti di Upin & Ipin bagi RI

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Para ibu muda bahkan dipaksa menyerahkan anak-anak mereka untuk diadopsi.

Dilansir dari AFP, beberapa korban pelecehan umumnya merupakan korban rasisme lantaran berasal dari etnis pribumi, Maori.

"Begitu dirawat, para penyintas dari etnis Maori mengalami perlakuan yang lebih keras di banyak tempat," kata kepala penasihat penyelidikan, Arrun Soma.

Para pejabat pemerintah maupun lembaga agama disebut berupaya menutup-nutupi kasus ini dengan memindahkan pelaku ke lokasi lain maupun menyangkal kesalahan yang telah dilakukan. Akhirnya, banyak korban meninggal dunia sebelum mendapatkan keadilan, demikian dikutip dari CNN.

Komisi Penyelidikan Kerajaan telah memulai penyelidikan ini sejak 2018. Badan itu pun menelurkan 223 rekomendasi reformasi yang dijanjikan akan dipertimbangkan oleh pemerintah Perdana Menteri Christopher Luxon.

Lihat Juga :
RI Sambut Positif Rekonsiliasi Hamas-Fatah Palestina

Beberapa rekomendasi di antaranya meminta permintaan maaf publik dari pemerintah Selandia Baru, serta dari Paus dan Uskup Agung Canterbury selaku pemimpin gereja Katolik dan Anglikan yang sebelumnya mengutuk pelecehan anak.

Komisi penyelidikan juga menyerukan kepada pemerintah untuk membentuk Badan Care Safe yang bertanggung jawab mengawasi lembaga-lembaga ini, serta membuat undang-undang baru yang mencakup pelaporan wajib atas dugaan pelecehan termasuk pengakuan yang dilakukan saat pengakuan agama.

Mengenai laporan ini, Luxon mengatakan perilisan laporan tersebut mewakili "hari yang kelam dan menyedihkan dalam sejarah Selandia Baru."

Lihat Juga :
Kronologi Pesawat Saurya Airlines Jatuh di Kathmandu Nepal

"Sebagai masyarakat dan negara, kita seharusnya berbuat lebih baik. Saya bertekad bahwa kita akan berbuat lebih baik," kata Luxon.

Ia kemudian berjanji bahwa pemerintah bakal membuat permintaan maaf secara resmi pada 12 November mendatang.

(blq/bac)