nowgoals

    Release time:2024-10-07 21:39:57    source:belalang kayu masuk rumah   

nowgoals,jadwal serie a 2023/24,nowgoals

Jakarta, CNBC Indonesia -Pemerintah Amerika Serikat (AS) khawatir dengan dominasi konstelasi satelit Starlink milik SpaceX di orbit Bumi. Perusahaan milik Elon Musk tersebut baru saja meluncurkan satelit ke-7000 ke antariksa dan menguasai hampir 2/3 satelit aktif saat ini.

Kepala Komisi Komunikasi Federal (FCC) Jessica Rosenworcel mengatakan pihaknya ingin melihat kompetisi yang lebih banyak untuk Starlink.

"Starlink memiliki hampi 2/3 satelit di luar angkasa saat ini yang memiliki trafik internet sangat tinggi," kata Rosenworcel, dikutip dari Reuters, Kamis (12/9/2024).

"Ekonomi kita tak akan diuntungkan dari monopoli. Jadi, kami mengundang lebih banyak pelaku luar angkasa, lebih banyak perusahaan yang bisa mengembangkan konstelasi dan inovasi di antariksa," ia menambahkan.

Awal bulan ini, Musk mengatakan sistem internet berkecepatan tinggi Starlink akan mencakup seluruh planet dalam waktu dekat.

"Internet Starlink kemungkinan akan menyediakan lebih dari 90% trafik internet berbasis luar angkasa pada tahun depan," kata Musk melalui tweet di akun X personalnya.

Rosenworcel mengatakan semua pasar komunikasi yang memiliki kompetisi kuat akan mendatangkan manfaat. Misalnya dari sisi harga yang lebih murah dan inovasi lebih solutif.

Pilihan Redaksi
  • Elon Musk Mulai Kirim Orang Super Kaya Lain ke Luar Angkasa
  • Maling ATM Telan Banyak Korban, Kenali Modus Terbarunya
  • Elon Musk Warning Ekonomi AS, Sebut Bakal Cepat Ambruk

Ia menambahkan FCC akan berupaya membantu pemain baru untuk memahami proses lisensi untuk terjun ke bisnis satelit luar angkasa.

"Penjangkauan benar-benar menjadi bagian dari upaya berkelanjutan kami di sini, karena kami tahu akan ada banyak pemain baru dalam perekonomian luar angkasa," ia menuturkan.

Dikutip dari The Independent, konstelasi satelit internet yang dibangun dan dioperasikan SpaceX melalui Starlink telah bertumbuh rata-rata tiga satelit per hari sejak pertama kali meluncur pada 2019 silam.

Data terbaru dari tracker satelit non-profit CelesTrak menunjukkan SpaceX memiliki 6.370 satelit Starlink aktif di orbit rendah Bumi (LEO). Ratusan lainnya terpantau tak aktif atau tak berada dalam orbit.

Peningkatan jumlah satelit Starlink milik Musk bertambah tiga kali lipat hanya dalam kurun waktu 3 tahun. Saat ini, kontribusinya sebesar 62% dari keseluruhan satelit yang beroperasi di antariksa atau 10 kali lebih banyak ketimbang pesaing utama Starlink, yakni OneWeb asal Inggris.

SpaceX berencana meluncurkan 42.000 satelit untuk merampungkan konstelasi Starlink. Satelit itu diklaim mampu menyediakan internet berkecepatan tinggi dan konektivitas ponsel di berbagai penjuru dunia.

Saat ini Starlink sudah beroperasi di 102 negara termasuk Indonesia. Penggunanya sudah lebih dari 3 juta.

Starlink berencana meluncurkan layanannya ke lebih banyak negara. Hanya beberapa yang tak masuk dalam daftar, yakni Afghanistan, China, Iran, Korea Utara, Rusia, dan Suriah.

Masyarakat di negara-negara tersebut masih bisa mengakses internet Starlink dengan peralatan yang diimpor secara ilegal. Salah satunya kelompok aktivis Iran yang dilaporkan menyelundupkan puluhan perangkat Starlink ke negaranya pada 2022 lalu.


(fab/fab) Saksikan video di bawah ini:

Video: Inovasi AI Bantu Bank Perluas Penyaluran Kredit, Dijamin Aman?

iframe]:absolute [&>iframe]:left-0 [&>iframe]:right-0 [&>iframe]:h-full">Next Article Ulah China Bikin AS Ketakutan, Langsung Mau Blokir Semua